Emeres Mauli Tobing ketika meminta maaf. |
BOABOA.BATAKTIVE.COM, SIMALUNGUN - Seorang guru di SMP Negeri 2 Siantar Kabupaten Simalungun, yang sebelumnya viral di media sosial karena menghina anak Atta Halilintar, akhirnya meminta maaf kepada keluarga Atta Halilintar. Awalnya, guru tersebut berdalih bahwa ponselnya hilang, namun akhirnya Emeres Mauli Tobing (35) mengakui perbuatannya yang telah menghina anak salah satu YouTuber terkenal di Indonesia.
Melalui video berdurasi hampir 3 menit, Emeres mengungkapkan permintaan maafnya kepada keluarga besar Atta Halilintar dan istri Aurel Hermansyah dengan tulus dan sebesar-besarnya. Ia juga menyesali perbuatannya.
"Dalam hal ini, saya telah merugikan banyak pihak, terutama kepada Bang Atta dan Amena Nur Atta (anak Atta). Saya berharap Amena sehat, panjang umur, semakin pintar, dan menjadi anak yang sholehah," ucapnya sambil menangis.
Emeres Tobing menjelaskan bahwa ia tidak memiliki maksud apa pun ketika mengomentari video Amena yang diunggah oleh Atta. Ia hanya melakukan tindakan iseng-iseng dan tidak menyadari dampaknya terhadap dirinya sendiri.
Namun, komentar yang ditulis ternyata berisi hinaan, cacian, fitnah, dan pencemaran nama baik, yang menyebabkan sakit hati bagi orangtua Amena. Emeres menyadari betapa sakit hatinya Aurel, melihat anaknya diperlakukan dengan tidak hormat. Ia juga menyatakan bahwa suaminya, yang merupakan anggota polisi, tidak mengetahui perbuatan yang ia lakukan.
Emeres menyadari dan menyesali perbuatannya, serta berjanji akan menjaga etika dan akhlaknya dengan melakukan hal-hal yang positif. Ia juga meminta maaf kepada kesatuan Polres Payakumbuh dan Persatuan Bhayangkari seluruh Indonesia atas perbuatannya.
Selain itu, ia juga meminta maaf kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2 dan para guru karena mereka terlibat dalam kasus ini secara tidak langsung. Ia berharap mereka tetap sehat dan sejahtera.
Sebelumnya, seorang akun dengan nama Emmy menghina anak Atta dan Aurel dengan kata-kata yang tidak pantas. Atta Halilintar, setelah melihat putrinya dihina, merasa geram dan tidak terima.
"Walaupun sebenarnya tidak ada yang salah dengan anak saya, tetapi mengapa ibu menghina anak saya? Apakah menurut ibu anak saya kurang baik? Ibu menyebutnya bodoh, down syndrome, idiot, dan sebagainya... Ini hanya sebagian dari kata-kata kasar yang dilontarkan oleh ibu ini terhadap anak kami," kata Atta.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 2, Robinhot Turnip, menyatakan bahwa pihak sekolah telah meminta keterangan dari guru bernama Emmy tersebut beberapa hari yang lalu terkait tulisannya yang menghina anak Atta dan Aurel. Dalam keterangannya, Emmy mengaku bahwa ponselnya hilang saat berada di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Kasus ini menjadi perhatian publik dan menunjukkan betapa pentingnya menghormati privasi dan menghindari melakukan penghinaan melalui media sosial. Diharapkan kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab dan saling menghormati satu sama lain.
0 Komentar